Pernah satu waktu terpikir, “Seandainya Tuhan menghendaki semua manusia di dunia ini memeluk satu agama, apa susahnya bagi Tuhan untuk mewujudkannya?
Lalu mengapa ada bermacam macam agama di dunia ini?
Ada maksud apakah Tuhan menjadikan seperti itu?
Adakah untuk saling berperang?atau untuk beradu pendapat? atau untuk berdebat? atau untuk sesuatu tujuan yg luhur?
Alloh Maha Agung,tentulah segala sesuatu diciptakan Alloh untuk suatu tujuan yg agung. “Tapi untuk tujuan agung apakah Alloh menjadikan ada bermacam-macam agama?”
Alloh berfirman di dalam Al Our-an :Surat Anbiya ayat 92
اِنَّ هٰذِهٖٓ اُمَّتُكُمْ اُمَّةً وَّاحِدَةًۖ وَّاَنَا۠ رَبُّكُمْ فَاعْبُدُوْنِ
“Inna hadzihii ummatukum ummatan wa khidatan wa anaa robbukum fa u buduun”
artinya:Sesungguhnya (agama tauhid) ini adalah agama kamu semua, agama yang satu dan Aku adalah Tuhanmu, : maka sembahlah Aku.
Dalam ayat ini ditegaskan bahwa agama tauhid ini adalah agama untuk seluruh manusia, dan merupakan agama yang satu, yaitu sama dalam akidah, meskipun berbeda dalam syariat.
Rasulullah bersabda, "Kami para nabi seperti ibarat saudara-saudara se ayah, agama kami satu." (Riwayat al-Bukhari, Muslim, Abu Daud dan Ahmad dari Abu Hurairah.)
Kemudian pada akhir ayat ini ditegaskan bahwa Allah adalah Tuhan bagi seluruh umat manusia. Oleh sebab itu kepada-Nya sajalah mereka harus menyembah.
Alloh juga berfirman di dalam al Quran Surat Al-Mu'minun ayat 52
وَاِنَّ هٰذِهٖٓ اُمَّتُكُمْ اُمَّةً وَّاحِدَةً وَّاَنَا۠ رَبُّكُمْ فَاتَّقُوْنِ
“Wa inna hadzihii ummatukum ummatan wa khidatan wa anaa robbukum fattakuun”
artinya: Sesungguhnya (agama tauhid) ini, adalah agama kamu semua, agama yang satu dan Aku adalah Tuhanmu, maka bertakwalah kepada-Ku.
- Dari firman Alloh di atas, tahulah kita bahwa asal agama-agama di dunia ini adalah satu.
Kemudian Alloh juga berfirman di dalam al Quran Surat Al-Mu'minun ayat 53
فَتَقَطَّعُوْٓا اَمْرَهُمْ بَيْنَهُمْ زُبُرًاۗ كُلُّ حِزْبٍۢ بِمَا لَدَيْهِمْ فَرِحُوْنَ
“fatagottho'uu amrohum baynahum zuburoon, kullu khizbii bimaa ladayhim Jariikhuun”
artinya: Kemudian mereka terpecah belah dalam urusan (agama)nya menjadi beberapa golongan. Setiap golongan (merasa) bangga dengan apa yang ada pada mereka (masing-masing).
Dan kemudian dari asal yang satu itu, bermuncullah berbagai macam agama yg ada di dunia ini.
Bagaimanakah hubungan agama agama yang ada di masa Rosululloh SAW ?
Ketika Rosululloh SAW melihat penderitaan yang di alami sahabat sahabatnya di Mekkah akibat siksaan kaum Ouraisy, sementara Beliau belum bisa melindungi umatnya dari penderitaan itu, maka beliau bersabda kepada mereka,” Bagaimana kalau kalian berangkat ke negeri Habasyah, karena rajanya tidak mengijinkan seorangpun di dzalimi di dalamnya, dan negeri tersebut adalah negeri benar hingga Alloh member jalan keluar bagi penderitaan yg kalian alami?” (Sirah Nabawiyah Ibnu Hisyam, 282) Raja Negus, Raja Habasyah adalah seorang Nasrani yg taat, dia adalah seorang raja yg adil, sekitar 103 jiwa umat Islam yg hijrah dilindungi oleh Raja Negus. Bahkan ketika utusan Ouraisy datang dengan membawa banyak hadiah meminta supaya orang-orang muslim Mekkah ini dikembalikan ke mereka, Raja Negus menolak dan tetap melindungi umat Islam.
”Demi Tuhan, aku tidak akan menyerahkan mereka dan mereka tidak boleh dikhianati.”
“Kalian terlindungi dalam negeriku. Siapa saja yg mencerca mereka ini (kaum muslim yang hijrah), akan dikenakan denda.Biarpun kalian memberiku satu gunung emas, tak akan kubiarkan mereka di sakiti.Kembalikan hadiah dari Ouraisy itu.” (Fuad Hashem, Sirah Muhammad Rosululloh, 177-178)
Di masa Rosululloh SAW, setelah hijrah ke Madinah, diwujudkanlah persetujuan dengan pihak Yahudi atas landasan kebebasan dan persekutuan yang kuat sekali. Penghormatan yg diberikan oleh pihak Yahudi di sambut Nabi Muhammad dengan penghormatan yg lebih baik lagi. Beliau berbicara dengan kepala-kepala pihak Yahudi dan dibentuknya suatu tali persahabatan dengan mempertimbangkan mereka sebagai ahli kitab dan kaum monotheis. Persahabatan dengan pihak Yahudi makin hari makin dekat dan erat (Muhammad Haekal , Sejarah Hidup Muhammad, 198-199) Isi perjanjian itu kurang lebih menetapkan adanya kebebasan beragama, kebebasan menyatakan pendapat, keselamatan harta benda dan larangan orang melakukan kejahatan. Perjanjian ini merupakan teladan dari Nabi Muhammad dalam hal menjalin hubungan indah dengan agama lain dalam koridor kebangsaan-kenegaraan. Bagaimanakah hubungan agamaagama yang ada di masa Majapahit? Mpu Tantular yang hidup pada abad ke-14 di Majapahit adalah seorang pujangga ternama Sastra Jawa. Ia hidup pada pemerintahan raja Rajasanagara. Ia masih saudara sang raja yaitu keponakannya (bhratratmaja dalam bahasa Kawi atau bahasa Sansekerta) dan menantu adik wanita sang raja. Nama "Tantular" terdiri dari dua kata: tan ("adak") dan tular ("tular" atau "terpengaruhi"). Artinya ia orangnya ialah "teguh". Sedangkan kata mpu merupakan gelar dan artinya adalah seorang pandai atau tukang. Tantular adalah seorang penganut agama Buddha, namun ia orangnya terbuka terhadap agama lainnya, terutama agama HinduSiwa. Hal ini bisa terlihat pada dua kakawin atau syairnya yang ternama yaitu kakawin Arjunawijaya dan terutama kakawin Sutasoma. Bahkan salah satu bait dari kakawin Sutasoma ini diambil menjadi motto atau semboyan Republik Indonesia: "Bhineka Tunggal Ika" atau berbeda-beda namun satu jua. (Sumber :Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.) Hal ini menunjukkan betapa harmonisnya hubungan diantara agama-agama yang ada pada masa Majapahit waktu itu, Hindu-Budha.
Menurut sejarah Sunan Ampel (Sjamsudduha ,181), Raden Rahmat (Sunan Ampel) ke Jawa dalam rangka menjenguk Bibinya (Putri Campa) yang menjadi istri Raja Majapahit yg terakhir sebelum keruntuhan Majapahit. Raja Majapahit pada waktu itu masih beragama Hindu, tetapi dengan kebesaran jiwanya, beliau mengizinkan dan malah memfasilitasi Raden Rahmat untuk berdakwah di Dusun Ampel. Sejak itulah kemudian Raden Rahmat di kenal dengan nama Sunan Ampel. Seandainya raja Majapahit tidak mengizinkan Sunan Ampel untuk berdakwah, mungkin perkembangan Islam tidak secepat waktu itu. Sebelum memulai dakwahnya kepada orang banyak, Sunan Ampel terlebih dahulu mengajak dan berdialog dengan raja Majapahit. Menurut sebagian riwayat, Raja Majapahit waktu itu tetap memeluk agama Hindu, sedangkan Bibi Sunan Ampel (Putir Cempa) yang bersedia memeluk agama Islam.
Sekalipun raja Majapahit tidak berkenan masuk Islam, Sunan Ampel memperoleh jaminan dari raja Majapahit terhadap usaha Beliau menyebarkan Islam di wilayah kekuasaan kerajaan Majapahit. Raja Majapahit memberikan kesempatan dan kebebasan kepada Sunan Ampel, bahkan para wali lainnya untuk menyebarkan agama Islam kepada penduduk Majapahit. Raja tidak menghalangi rakyatnya berpindah agama, terserah kemauan mereka sendiri, asal tidak dengan paksaan.
Indahnya kerukunan umat beragama
Dasar Negara Indonesia Pancasila, sila pertama “Ketuhanan Yang Maha Esa” merupakan satu kalimat yang memiliki keajaiban luar biasa. Bagaimana tidak, ketika sebelum ditetapkan sila pertama ini “Ketuhanan Yang Maha Esa”, masih “Ketuhanan, dengan menjalankan syariat-syariat Islam bagi pemeluknya”, Indonesia nyaris pecah, beberapa daerah yg mayoritas beragama selain Islam sudah akan memisahkan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia, seperti Bali, Maluku, dll. Atas Berkat Rohmat Alloh Yang Maha Kuasa, melalui beberapa orang pendiri bangsa, maka diputuskanlah 7 kata diganti dengan 3 kata,”...dengan menjalankan syariatsyariat Islam bagi pemeluknya” diganti dengan “Yang Maha Esa”. 3 kata inilah yang menyelamatkan bangsa Indonesia dari perpecahan, 3 kata inilah yang mengikat erat Persatuan Indonesia, 3 kata inilah yang menjadi titik temu berbagai macam agama yang ada di Indonesia, 3 kata inilah yang menyatukan 250 lebih suku yang ada di Indonesia. Ini jelas patut kita syukuri. Kemudian di tetapkan dalam UUD 45 BAB XI AGAMA Pasal 29 ayat 1. Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa.2.Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu.
Dari seluruh Negara yang ada di dunia, Indonesialah satu-satunya Negara yang berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa, ini sesuatu yang sangat luar biasa dan kita perlu mensyukurinya.
Maka suatu hal yang indah ketika agama Islam di Indonesia tumbuh dan berkembang dengan sehat Alangkah indahnya ketika agama Kristen tumbuh dan berkembang dengan sehat. Alangkah indahnya ketika agama Katholik tumbuh dan berkembang dengan sehat.Alangkah indahnya ketika agama Hindu tumbuh dan berkembang dengan sehat.Alangkah indahnya ketika agama Budha tumbuh dan berkembang dengan sehat.Alangkah indahnya ketika agama Kong Hu Cu tumbuh dan berkembang dengan sehat, dan di antara umat beragama terjadi sikap saling tolong menolong dan bekerja
gsama untuk sama-sama membangun “bangsa ini, mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur sjJengan tetap mempertahankan Negara EKesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang kita cintai.